Perkembangan Kabupaten Situbondo

Pemkab Situbondo mengalami kemajuan cukup pesat dari tahun ke tahun. ada empat indikator pencapaian kinerja utama Pembangunan di Kabupaten Situbondo, sesuai RPJMD atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, meliputi ekonomi, angka pengangguran, jumlah kemiskinan serta Indeks Pembanguna Manusia (IPM)
Bidang ekonomi ada trend pertumbuhan cukup mengembirakan sejak tahun 2013, yaitu mencapai 6, 13 persen. Hal ini meningkat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan tahun 2014 pertumbuhan ekonomi makin positif karena melebihi target pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 mencapai 7, 13 persen, melebihi pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5, 70 persen, serta pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur yang hanya 6, 68 persen.
Pertumbuhan ekonomi ini dibangun melalui struktur Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB, yang meliputi tiga sektor ekomi perdagangan, hotel dan resturan, serta sektor pertanian dan industri pengolahan.
Angka pengangguran terbuka tahun 2014 di Situbondo juga terus menurun dibandingkan tahun 2013. Berdasarkan data BPS jumlah pengangguran terbuka tahun 2014 menurun menjadi 4, 15 persen. Hal ini menunjukan upaya Pemerintah menangani masalah pengangguran telah menunjukan hasil positif.
Begitu pula dengan jumlah kemiskinan. Tahun 2014 angka kemiskinan menjadi 12, 75 persen, menurun dari tahun 2013 yang mencapai 13, 59 persen. Sedangkan Indkes Pembangunan Manusia atau IPM  juga semakin membaik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 dari 65, 06 persen meningkat menjadi 65, 73 persen. Hal itu terjadi karena kinerja Pemkab Situbondo yang didukung Pemerintah pusat dan provinsi, serta partisipasi seluruh komponen masyarakat menunjukan hasil mengembirakan.
kerja keras pemerintah kabupaten situbondo membuahkan penghargaan prestasi kinerja dari menteri dalam negeri, penghrgaan tingkat nasional dan provinsi.Penghargaan yang diraih kabupaten situbondo dalam kurun waktu lima tahun terakhir.Adapun penghargaan yang diperoleh sebagai berikut

  1. Pengakuan atas sukesnyya pengembangan kkoperasi dan ukm situbondo ditunjukkan dengan pemberian anugrah jasa bakti koperasi dan ukm darimenteri koperasi kepada bupati situbondo(Dadang Wigiarto).
  2. Kabupaten situbondo sukses mempertahankan penghargaan adipura berturut-turut sejak 2010 sampai dengan 2014 sebagai kota kecil terbersih.
  3. Penghargaan wahana tata nugraha (WTN) dari tahun 2011 sampai 2014 dalam rangka penyelengraan sistem trasportasi perkotaan terbaik.
  4. Tahun 2012 kabupaten situbondo memperoleh penghargaan dari presiden ri atas meningkatnya surplus beras hingga mencapai anka dia atas 5%
  5. Apresiasi dari peraturan ahli gizi jawa timur tahun 2015 dalam rangka penanganan gizi buruk melalui berdirinya rumah pemuliahan gizi kabupaten situbondo.
  6. Lolossleleksi sebagai kota sehat bersaing dengan 38 kabupaten se jawa timur dan berhak mengikuti seleksi nasional ditahun 2013.
  7. Penghargaan rekor muri dan otonomi award diberikan kepada kabupaten situbondo sebagai peserta kb tidak tertandingi di indonesia
  8. Ratusan pasien berhasil difasilitasi oleh puskesmas panarukan dalam rangka kegiatan operasi katarak di kaupaten situbondo.
  9. Puskesmas mlandingan sebagai pumastan rehabilitasi jiwa gunan memabantu masyarakat situbondo yang memliki sanak saudara yang mengalami ganguan kejiwaan.


Hari Jadi Kabupaten Situbondo

Penelusuran  Hari Jadi Kabupaten Situbondo berlangsung  melalui proses kajian yang cukup panjang melibatkan seluruh stakeholder, baik   sejarawan, pelaku sejarah, akademisi, pejabat pemerintah maupun kalangan wakil rakyat. Dengan asistensi pakar dari  lembaga Perguruan Tinggi  serta peran aktif Kelompok Peduli Budaya dan Wisata Daerah Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten, menerbitkan Buku Quo Vadis Hari Jadi Kabupaten Situbondo, yang memuat tonggak-tonggak terpenting dan monumental, sekaligus argumentasi akademik yang memadai terhadap peristiwa-peristiwa bersejarah mulai masa pra kolonial, masa penjajahan, masa kemerdekaan dan pasca kemerdekaan  sebagai bahan pendalaman sejarah lokal.
Pada Masa Hindia Belanda, dalam rangka meningkatkan stabilitas pemerintahannya telah diangkat beberapa Bupati, diantaranya di wilayah ujung timur adalah Bupati Bondowoso dan Bupati Panarukan. Bupati Pertama adalah Raden Tumenggung Ario Surjo Amidjojo yang memiliki nama kecil Kanjeng Pandu.  Beliau adalah putra Bupati Pribumi I Besuki yang memerintah Panarukan dari Tahun 1850-1859.
Bupati saat itu merupakan pejabat tertinggi dalam pemerintahan birokrasi pribumi, yang membawahai para Wedhana. Dalam menjalankan roda pemerintahan ia dibantu oleh seorang Patih Kabupaten yang berkedudukan di Situbondo. Hingga Tahun 1910  wilayah Kabupaten Panarukan terbagi menjadi 4 Kawedhanan, Yaitu Situbondo, Panaroekan, Prajekan dan Soemberwaroe. Pada akhir pemerintahan Kolonial Belanda  terjadi perubahan cakupan kekuasaan dari Kabupaten Panarukan. Distrik Besuki yang dalam Keputusan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1901 masuk dalam wilayah Kabupaten Bondowoso,   pada Tahun 1931 masuk dalam daftar wilayah Kabupaten Panarukan. Sejak itu, Panarukan terdiri dari Distrik Besuki, Distrik Panarukan, Distrik Situbondo dan Distrik Sumberwaru.
Nama Panarukan sangat dikenal berdasarkan penemuan sumber sejarah sejak lama. Sebagai tempat persinggahan para pedagang sejak Zaman Portugis, Panarukan menjadi ramai, bukan saja para pedagang tetapi juga para pelancong dan bahkan hingga Tahun 80-an nama Panarukan masih banyak dikenal oleh masyarakat luar daerah. Ketika Kabupaten Panarukan berdiri, terutama setelah Masa kemerdekaan, berbagai aktifitas pemerintahan dan hubungannya dengan pihak luar diselenggarakan di Distrik  Situbondo.
Berdasarkan kenyataan tersebut dan dengan pertimbangan untuk kepentingan kelancaran jalannya roda pemerintahan seiring dengan perkembangan kemajuan daerah, maka nama dan tempat kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten panarukan diubah dan dipindahkan dari Panarukan ke Situbondo pada Era Bupati K. Achmad Tahir Hadisoeparto Tahun 1972. Kegiatan pemerintahan dengan nama resmi  Situbondo berawal pada tahun tersebut, yang secara yuridis formal  dibuktikan dengan dokumen sejarah sebagaimana  tertera dalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1972 Tanggal 19 September 1972 tentang Perubahan nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan pemerintahan Kabupaten Panarukan menjadi  Kabupaten Situbondo dengan tempat Pemerintahan di Situbondo. Sebagai konsekuensi dari diterbitkannya Peraturan pemerintah tersebut maka sejak tanggal 19 September 1972 terjadi perpindahan jalannya roda pemerintahan dan pembangunan secara resmi dari Panarukan  ke  Situbondo.
Hari Jadi  merupakan tonggak sejarah dimulainya  pemerintahan suatu daerah, yang  akan dikenang sepanjang hayat sebagai sumber motivasi bagi masyarakat dalam menapak kehidupan yang adil, sejahtera dan berdaya saing, lebih-lebih  dalam paradigma kehidupan pemerintahan yang desentralistik di Era Otonomi Daerah saat ini.Sebagai sebuah identitas yang menjadi kebanggaan masyarakat, Hari Jadi suatu daerah  adalah muara dalam menggalang solidaritas, rasa memiliki dan rasa cinta terhadap daerah sehingga mendorong kreatifitas  masyarakat untuk berkarya dan membangun demi kemajuan daerah.
Setelah bertahun-tahun menjadi pertanyaan berbagai  akhirnya  DPRD Kabupaten Situbondo menyetui Hari Jadi Kabupaten Situbondo(Harjakasi). Seluruh Fraksi sepakat penetapan Harjakasi merujuk pengangkatan Raden Aryo Prawiro Adhiningrat, sebagai Bupati Besuki pertama, pada tanggal 15 Agustus tahunn 1818. Penetapan Harjakasi ini sekaligus merubah Perda Nomor 6 tahun 2009, yang menetapkan Harjakasi pada tahun 1972. Setelah Pemkab melakukan serangkaian penelitian sejarah maupun hearing publik, Nama Bupati Besuki pertama selain masuk arsip nasional, beberapa jasa-jasanya hingga saat ini masih dinikmati warga Situbondo.Raden Aryo Prawiro Adhiningrat, merupakan Bupati yang membangunn saluran irigasi Dam Siluwis. Tidak hanya itu, selama menjadi Bupati, Raden Aryo Prawiro Adhiningrat, juga mendirikan sekolah pertama di Situbondo, yang sekaligus ditetapkan sebagai sekolah ke delapan di Pulau Jawa.

Dengan  ditetapkannya Hari Jadi Kabupaten Situbondo pada tanggal 19 September 1988 semoga menjadi motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap daerah, khususnya dalam meningkatkan daya saing daerah  di Era Otonomi Daerah, dengan terus meningkatkan kreatifitas menggali potensi daerah dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk  pembangunan seni budaya dan pariwisata  yang dapat dijadikan identitas daerah Situbondo sebagai daerah yang Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi  dan Indah sesuai Motto Daerah “SANTRI”.Situbondo.

Kabupaten Situbondo

Kabupaten situbondo merupakan salah satu kabupaten yang berada di jawa timur yang terletak di daerah pesisir utara pulau jawa. Kabupaten situbondo berbatasan dengan kabupaten probolinggo dibagian baraat, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan banyuwangi, dibagian selatan berbatasan dengan kabupaten bondowoso dan dibagian utara berbatasan dengan selat madura.
Legenda Pangeran Situbondo
Pengeran Situbondo atau Pengeran Aryo Gajah Situbondo besaral dan Madura, pada suatu ketika dia ingin meminang Putri Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran Situbondo ke Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, namun sayang keinginan Pangeran Situbondo sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya tidak secara terus-terang hanya diberi persyaratan untuk membabat hutan di sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu alasan yang maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana caranya dapat menyingkirkan Pangeran Situbondo. Kesempatan Adipati Suroboyo menjalankan rencananya terbuka ketika keponakannya yang bernama Joko Taruno dan Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud menyunting putrinya, dan Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus mengalahkan Pangeran Situbondo terlebih dahulu. Terdorong keinginannya untuk menyunting sang putri, maka berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah dalam pertarungan tetapi kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat mengadakan sayembara bahwa "barang siapa bisa mengalahkan Pangeran Situbondo akan mendapatkan hadiah separuh kekayaannya". Mendengar sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco untuk mencoba, maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata dalam pertarungan tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga sampai di daerah Kabupaten Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Situbondo.Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput atas Pangeran Situbondo diakui oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, namun Adipati Suroboyo tidak begitu saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya' disuruhlah keduanya bertarung untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa kutukan menjadi patung "Joko Dolog" akibat kebohongannya.
Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo
Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan nama Pangeran Situbondo atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan diri, hal tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal-dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten Situbondo.Sedangkan cerita yang  berkembang di masyarakat. Arti kata SITUBONDO berasal dan kata : SITI = tanah dan BONDO ikat, hal tersebut dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah Situbondo, Kenyataan mendekati kebenaran karna banyak orang pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo.
Sejarah Kota Situbondo
Sejarah Kabupaten Situbondo tidak terlepas dari sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah Karesidenan Besuki. Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono. Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th 1743) terutama di dáerah pesisir termasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.Pada masanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk membiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China, kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di kuasai kembali oleh Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki.Dalam masa Pemerintahan Kacten II banyak membantu I-'emenntaii Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain Pembangunan Dam Air Pintu Lima di Desa Kotakan Situbondo. Setelah Raden Prawirodiningrat I meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II (± th 1830). Dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demas, PG. Wringinanom, PG. Panji, dan PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa "Kalung Emas Bandul Singa". Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menjadi Bupati Probolinggo. Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain : Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan Mlandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, hal ini terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.
Perubahan Nama Kabupaten

Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah "Kabupaten Panarukan" dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sehutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih dikenal lagi "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).

Dishubkominfo Situbondo

Dinas perhubungan komunikasi dan informatika kabupaten situbondo merupakan salah satu instansi yang berada di situbondo yang berlamat di jalan semeru no 12 telp 0338-678150 yang mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

VISI    :

Terwujudnya Penyelenggaraan Pelayanan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang Efisien, Efektif, Terpadu

MISI   :


  • Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan, komunikasi dan informatika yang handal dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi;
  • Meningkatkan kualitas pembangunan bidang perhubungan, komunikasi dan informatika melalui peningkatan kualitas  tata kelola organisasi serta sarana prasarana aparatur yang  memadai;
  • Meningkatkan sistem transportasi yang tertib, teratur, lancar, aman, nyaman, terpadu dan dapat menjangkau seluruh wilayah serta pembangunan transportasi daerah yang  berwawasan lingkungan;
  • Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dibidang transportasi.


KEDUDUKAN , TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 2


  1. Dinas Pendidikan ,Komunikasi dan Informatika merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika
  2. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh Kepala Dinas yang Berada di bawah dan bertanggung jawab kepala Bupati melalui Sekertaris Daerah.
  3. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugasnya di bidang teknis administratif dibina dan dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.


Pasal 3
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud dalam pasal 3, Dinas perhubungan memnyelenggarakan fungsi :
A. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan , komunikasi dan informatika;

B. Penyusunan program di bidang perhubungan , komunikasi dan informatika;
C. Pelaksanaan kerja sama antar daerah dan lembaga lain di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
D. Pembinaan unit pelaksanaan teknis dinas dalam lingkup dinas perhubungan, komunikasi dan informatika;
E. Pengkoordinasian , pengendalian , pengawasan, dan evaluasi pelaksaaan tugas di bidang perhubungan,         komunikasi dan informatika;
F. Pengelolaan urusan ketatausahaan ;
G. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas ;
H. Pelaksaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh bupati;



Dari tahun 2011 sampai dengan  2014 dishub mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha Wiratama dari presiden indonesia,penghargaan Wahana Tata Nugraha Wiratama adalahpenghargaan yang diberikan kepada daerah yang berhasil dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan,sehingga tercipta sistem lalu lintas dan angkutan kota yang tertib, lancar, selamat, aman, efisien,berkelanjutan dan menjamin ekuitas hak pengguna jalan.Adapun perubahan yang dilakukan oleh dishub sangat cepta slah satunyaadalah perubahan jalan satu arah dalam kota dengan perubahan jalan satu arah sehingga tidakterjadinya kemacetan yang biasaterjadi pad waktu jam sibuk kerja seperti jam masuk kerja dan jam masuk sekolah serta pada hari-hari besar seperti malam hari raya idul fitri,kegiatan tahunan kabupaten situbondo seperti pawai harjakasi, pawai malam tahun baru hijriyah, gerak jalan memperingati 17 agustus.Contoh lainnya adalah pemasangan jaringan wifi gratis yang di pasang di tempat-tempat keramain. dengan adanya wifi gratis sehingga para pelajar sangat terbantukarena dalam proses mengerjakan tugas sekolah sangat mudah dan serta masyarakat situbondo tidak ketinggal informasi mengenai kemajuan teknologi serta perkembangan kabupaten situbondo.
Copyright © 2013 Tradisional dan Modern