Kabupaten Situbondo
Kabupaten situbondo merupakan
salah satu kabupaten yang berada di jawa timur yang terletak di daerah pesisir
utara pulau jawa. Kabupaten situbondo berbatasan dengan kabupaten probolinggo
dibagian baraat, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan banyuwangi,
dibagian selatan berbatasan dengan kabupaten bondowoso dan dibagian utara
berbatasan dengan selat madura.
Legenda Pangeran Situbondo
Pengeran Situbondo atau Pengeran
Aryo Gajah Situbondo besaral dan Madura, pada suatu ketika dia ingin meminang Putri
Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran Situbondo ke
Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, namun sayang keinginan Pangeran
Situbondo sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya
tidak secara terus-terang hanya diberi persyaratan untuk membabat hutan di
sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu alasan yang
maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana
caranya dapat menyingkirkan Pangeran Situbondo. Kesempatan Adipati Suroboyo
menjalankan rencananya terbuka ketika keponakannya yang bernama Joko Taruno dan
Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud menyunting putrinya, dan
Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus
mengalahkan Pangeran Situbondo terlebih dahulu. Terdorong keinginannya untuk
menyunting sang putri, maka berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang
Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah dalam pertarungan tetapi
kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat
mengadakan sayembara bahwa "barang siapa bisa mengalahkan Pangeran
Situbondo akan mendapatkan hadiah separuh kekayaannya". Mendengar
sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco untuk
mencoba, maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata
dalam pertarungan tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran
Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga sampai di daerah Kabupaten
Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran
Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekarang
menjadi Ibukota Kabupaten Situbondo.Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di
hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput atas Pangeran Situbondo diakui
oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, namun Adipati Suroboyo tidak begitu
saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya' disuruhlah keduanya bertarung
untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat
pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa kutukan menjadi patung "Joko
Dolog" akibat kebohongannya.
Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo
Berdasarkan Legenda Pangeran
Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan nama Pangeran Situbondo atau
Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa
Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan diri, hal tersebut dikarenakan
keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan
meninggal-dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga
hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran
Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan
Ibukota Kabupaten Situbondo.Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat. Arti kata SITUBONDO
berasal dan kata : SITI = tanah dan BONDO ikat, hal tersebut dikaitkan dengan
suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah
Situbondo, Kenyataan mendekati kebenaran karna banyak orang pendatang yang
akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo.
Sejarah Kota Situbondo
Sejarah Kabupaten Situbondo tidak
terlepas dari sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih
dahulu sejarah Karesidenan Besuki. Yang membabat Karesidenan Besuki pertama
kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung
Joyo Lelono. Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th
1743) terutama di dáerah pesisir termasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan
segala tipu-dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo Lebono tidak berdaya
hingga Karesidenan Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.Pada masanya (± th
1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk membiayai
Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China,
kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti
kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun kekuasaan Inggris hanya
bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di kuasai kembali oleh
Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura
yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen
Pertama Karesidenan Besuki.Dalam masa Pemerintahan Kacten II banyak membantu
I-'emenntaii Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain
Pembangunan Dam Air Pintu Lima di Desa Kotakan Situbondo. Setelah Raden
Prawirodiningrat I meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah kaden
Prawirodiningrat II (± th 1830). Dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat
II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik
Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demas, PG. Wringinanom, PG. Panji,
dan PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah
berupa "Kalung Emas Bandul Singa". Perlu diketahui pula pada masa
Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo,
terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menjadi Bupati
Probolinggo. Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai
penggantinya adalah Raden Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa
Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah
maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo
mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu
antara-lain : Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya
pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung
Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan
wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke
arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan Mlandingan
ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, hal ini terbukti
dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat
bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.
Perubahan Nama Kabupaten
Pada mulanya nama Kabupaten
Situbondo adalah "Kabupaten Panarukan" dengan Ibukota Situbondo, sehingga
dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808
- 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau
Jawa dikenal dengan sehutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih
dikenal lagi "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan
barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi
Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan Pemerintah
RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan
Pemerintah Daerah.Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada
masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati
rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko
Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus
membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini,
kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah
Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).
0 komentar: